Kacip

Ini adalah kacip, alat pemecah atau pembelah buah pinang. Buah pinang tadi dicampur dengan irisan gambir dan kapur lalu dibungkus selembar daun sirih lantas dikunyah-kunyah untuk menghasilkan kenikmatan. Inilah yang disebut sebagai tradisi menginang. Kacip biasanya hanya salah satu dari set perlengkapan menginang. Menginang adalah tradisi di hampir di seluruh wilayah Nusantara. Satu set pekinangan berisi pinang, gambir, kapur dan sirih biasanya disajikan kepada tetamu sebelum pembicaraan dimulai sebagai simbol keramahtamahan—karena itu istilah “sekapur sirih” sering digunakan dalam pembuka tulisan di buku-buku. Tuan rumah biasanya menampilkan satu set pekinangan terbaik untuk memberikan kesan yang baik dan menunjukkan status sosialnya. Karena itu bentuk pekinangan, termasuk kacip biasanya bagus-bagus. Termasuk kacip ini, yang berbentuk hewan mitologi singha bersayap.

Kacip ini dirampas Belanda setelah menjalani horror Perang Puputan di Bali pada Sembilan Belas Nol Enam. Di perang penghabisan itu, seluruh penghuni istana Badung, raja, dan abdi setia memakai busana putih-putih dengan perhiasan terbaik dan harum-haruman maju menyongsong musuh, menolak untuk ditaklukkan.

Bahan : Logam
Jenis : Etnografi
Nomor Inventaris : 8008 (E.1020)
Lembaga : Museum Nasional Indonesia
Topik keterkaitan

Beberapa topik yang terkait dengan data tersebut


Teropong Bintang Sextan

Tasbih Emas

Sepeda Roda Tiga

Rencong