Pelindung Dada
Pelindung dada ini mirip dengan baju besi yang dipakai prajurit-prajurit Eropa pada Abad Pertengahan. Tapi pelindung kepala dan dada ini kemungkinan dibawa oleh orang Eropa ke Minahasa, Sulawesi Utara, pada akhir abad kesembilan belas. Juga, tak seperti di Eropa, pakaian besi ini tidak digunakan untuk berperang. Tapi sebagai pelengkap upacara, pawai, atau parade.
Orang Minahasa menyebut pelindung kepala sebagai patu. Sedangkan pelindung dada disebut paseki. Pelindung kepala seperti ini pertama kali diproduksi di Inggris dan sangat populer di Eropa mulai abad kesebelas hingga kelima belas. Biasa dipakai semua jenis pasukan, terutama pasukan infanteri. Pinggirannya yang lebar memberikan perlindungan yang baik terhadap tikaman pedang kavaleri dari arah atas. Pinggirannya yang lebar juga melindungi pemakainya dari proyektil yang ditembakkan atau dijatuhkan dari atas. Pelindung dada sendiri diperkenalkan pada tahun tiga belas lima puluhan untuk melindungi bagian tubuh prajurit di area perut dan dada untuk membantu menahan serangan tombak.
Pembuat : Tidak Diketahui | ||
Bahan : Logam | ||
Jenis : Etnografi | ||
Nomor Inventaris : 2867 | ||
Lembaga : Museum Nasional Indonesia |
Topik keterkaitan
Beberapa topik yang terkait dengan data tersebut