Beliung Persegi
Kapak-kapak ini telah membantu nenek moyang kita dalam mengolah tanah dan menghasilkan makanan sendiri. Mereka tak perlu sering-sering berburu atau berpindah-pindah karena panen yang stabil. Agar ladang terus menghasilkan manusia prasejarah akhirnya menetap dan membangun permukiman. Permukiman ini akhirnya mendorong munculnya kerja sama antar-warga, aturan bermasyarakat, system kepercayaan terhadap leluhur, dan lain-lain. Hasil panen yang melimpah bisa dibarter dengan komoditas lain dan akhirnya muncul system ekonomi sederhana. Sembari merawat ladang manusia prasejarah juga memiliki waktu luang yang dipakai untuk membuat pakaian, perabot gerabah, perhiasan, dan karya seni termasuk kapak-kapak halus yang terbuat dari batuan setengah permata ini. Manusia-manusia cerdik ini telah terampil mengenal sifat batuan dan menemukan teknik mengupam atau menghaluskan yang tepat untuk menghasilkan kapak beliung persegi yang indah ini. Karena bentuknya yang halus dan bagus, para ahli memperkirakan beliung berfungsi sebagai alat tukar dan benda pendukung ritual keagamaan.
Mengingat perannya yang begitu besar, para ahli menjadikan kapak-kapak ini sebagai penanda penting perubahan peradaban, dari zaman peleolitik atau batu tua menjadi zaman neolitik atau batu muda.
| Bahan : Batu | ||
| Jenis : Pra Sejarah | ||
| Nomor Inventaris : 4411 | ||
| Lembaga : Museum Nasional Indonesia | ||
Topik keterkaitan
Beberapa topik yang terkait dengan data tersebut