Sasando

Sasando (sanu atau Sasanu) termasuk jenis alat musik kordofon, yaitu alat musik yang sumber bunyinya berupa senar/dawai. Alat musik ini dimainkan dengan cara dipetik dengan bunyi nada yang dapat diselaraskan dengan gong. Biasanya dimainkan untuk mengiringi nyanyian atau tarian tradisional.

Sasando terdiri dari dua jenis yaitu sasando gong dengan sistem nada pentatonik dan sasando biola barat yang mendapat pengaruh dari bangsa Portugis. Secara harfiah nama Sasando menurut asal katanya dalam bahasa Rote, “sasandu” yang artinya alat yang bergetar atau berbunyi. Konon sasando digunakan di kalangan masyarakat Rote sejak abad ke-7. Asal mula alat musik sasando, menurut banyak tokoh adat di Pulau Rote, telah dikenali sejak Rote menjadi bagian dari daerah kerajaan. Dalam legenda memang muncul banyak versi mengenai sejarah munculnya sasando. Konon, awalnya adalah ketika seorang pemuda bernama Sangguana terdampar di Pulau Ndana saat pergi melaut. Ia dibawa oleh penduduk menghadap raja di istana. Selama tinggal di istana inilah bakat seni yang dimiliki Sangguana segera diketahui banyak orang hingga Sang Putri pun terpikat. Ia meminta Sangguana menciptakan alat musik yang belum pernah ada. Suatu malam, Sangguana bermimpi sedang memainkan suatu alat musik yang indah bentuk maupun suaranya. Diilhami mimpi tersebut, Sangguana menciptakan alat musik yang ia beri nama sandu (artinya bergetar). Ketika sedang memainkannya, Sang Putri bertanya lagu apa yang dimainkan, dan Sangguana menjawab, "Sari Sandu". Alat musik itu pun ia berikan kepada Sang Putri yang kemudian menamakannya Depo Hitu yang artinya sekali dipetik tujuh dawai bergetar.

Keindahan bunyi sasando mampu menangkap dan mengekspresikan beraneka macam nuansa dan emosi. Karena itu, dalam masyarakat Nusa Tenggara Timur, sasando adalah alat musik pengiring tari, penghibur keluarga saat berduka, menambah keceriaan saat bersukacita, serta sebagai hiburan pribadi. Kini musik sasando dikenal sebagai alat musik yang menghasilkan melodi terindah dari Pulau Rote. Diperlukan keterampilan jari jemari untuk memainkan alat musik ini dengan memetik dawai seperti pada harpa. Sasando dimainkan dengan menggunakan dua tangan dengan arah berlawanan. Tangan kanan berperan memainkan accord sedangkan tangan kiri bertugas sebagai pengatur melodi dan bass.

Bahan : Campuran
Jenis : Etnografi
Nomor Inventaris : 3393
Lembaga : Museum Nasional Indonesia
Topik keterkaitan

Beberapa topik yang terkait dengan data tersebut


Baju Kulit Kayu

Barong Landung

Barong Ket

Topi Perang