Koteka

Bagi masyarakat Papua di pedalaman, koteka bukan sekadar penutup alat kelamin, tetapi bagian dari identitas mereka—bahkan hingga hari ini. Pria berwibawa dan terkenal dalam masyarakat, harus mengenakan koteka yang berukuran besar dan panjang.
Pada masyarakat Baliem, bentuk koteka menandakan kelas sosial pemakainya. Koteka tertentu dikenakan orang-orang yang memiliki pengaruh kuat dalam masyarakat. Koteka yang ujungnya melengkung ke depan dipakai pemimpin klan. Sementara, koteka dengan ujung melengkung ke samping dikenakan golongan menengah, yaitu panglima perang, tabib, atau pemimpin adat. Adapun masyarakat golongan biasa dapat menyandang koteka dengan bentuk tegak lurus. Terkadang bagian ujungnya diberi hiasan bulu burung atau bulu ayam hutan sebagai upaya menarik perhatian kaum perempuan. Koteka telah diperkenalkan kepada anak lelaki yang telah berusia lima tahun dan dikenakan terus hingga rusak. Koteka terbuat dari buah labu air (Lagenaria siceraria). Menurut mitos penciptaan manusia di Pegunungan Tengah, koteka tercipta bersamaan dengan kehadiran manusia.

Bahan : Kayu
Jenis : Etnografi
Nomor Inventaris : 19413c
Lembaga : Museum Nasional Indonesia
Topik keterkaitan

Beberapa topik yang terkait dengan data tersebut


Topeng Panji Kelono

Timbangan Sultan Banjar

Tandu Jempana

Stempel Kesultanan Palembang