Kursi Banjar

Dari atas singgasana kayu berlapis emas inilah pemilik takhta Kesultanan Banjarmasin memerintah. Pemerintahan Islam di Kalimantan Selatan itu bertahan nyaris selama empat abad, yakni sejak 1526 hingga 1860. Bertahan dan melewati berbagai kekuasaan regional mulai dari kekuasaan Raja Demak, Pajang, hingga Mataram. Memantapkan diri menjadi kesultanan yang kaya raya berkat posisi geografisnya yang strategis: menghubungkan jalur perdagangan di bagian Barat dan Timur Nusantara. Kesultanan Banjar juga menjadi kerajaan yang makmur berkat hasil alamnya: lada, damar, rotan, madu, termasuk emas dan intan nan berkilau. Saking makmurnya, seorang utusan Kongsi Dagang Belanda, VOC bahkan menyebut seluruh pernak-pernik keraton dilapisi oleh perak, emas, dan batu intan yang mewah. Mungkin yang ia lihat juga termasuk singgasana berlapis emas ini.

Perselisihan internal dan tantangan dari Belanda akhirnya menuntun pada keruntuhan kesultanan ini. Perlawanan-perlawanan, termasuk yang dilancarkan pahlawan terkenal Pangeran Antasari berhasil dipadamkan. Keraton dibumihanguskan, perhiasan dan regalia dirampas. Kesultanan tak lagi berpengaruh dengan penguasa boneka pilihan Belanda.

Bahan : Kayu
Jenis : Etnografi
Nomor Inventaris : E.392/2341
Lembaga : Museum Nasional Indonesia
Topik keterkaitan

Beberapa topik yang terkait dengan data tersebut


Topeng Panji Kelono

Timbangan Sultan Banjar

Tandu Jempana

Stempel Kesultanan Palembang