Miniatur Rumah Panjang
Rumah betang atau rumah panjang adalah rumah tradisional masyarakat Dayak yang tinggal di kawasan hulu aliran sungai Kapuas, Kahayan, Barito, Mentaya, dan Katingan. Rumah komunal ini dibangun dengan prinsip bersahabat dengan alam. Lantainya ditinggikan mulai dari satu hingga lima meter untuk menghindari gangguan binatang atau musuh dan yang paling penting: untuk menyesuaikan dengan pasang-surut air sungai—yang menjadi tempat tinggal, sumber penghidupan, sarana transportasi, dan ajang untuk berinteraksi.
Menurut para ahli, pada awalnya betang merupakan permukiman tradisional masyarakat Dayak yang terdiri dari satu buah rumah induk dan beberapa bangunan pelengkap lain untuk lumbung, pemujaan, dan hewan tempat ternak. Permukiman juga dilengkapi dengan halaman luas tempat upacara adat, area bermain, dan berkumpul sesama anggota masyarakat. Di rumah betang inilah susah dan senang ditanggung bersama. Di rumah panjang inilah pekerjaan, sumber makanan, hingga urusan keamanan dibicarakan dan diatur bersama-sama. Inilah cerminan kebersamaan dalam kehidupan sehari-hari orang Dayak.
Bahan : Kayu | ||
Jenis : Etnografi | ||
Nomor Inventaris : 12062 | ||
Lembaga : Museum Nasional Indonesia |
Topik keterkaitan
Beberapa topik yang terkait dengan data tersebut